Macam Macam Kata




Secara tradisional pembagian kelas atau jenis kata di dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia, termasuk bahasa indonesia, umumnya terdiri atas sepuluh jenis kata, yaitu: kata benda (nominal), kerja (verba), sifat (adjektiva), ganti (pronominal), keterangan (adverbia), bilangan (numeralia),  sambung (konjungsi), sandang (artikel), seru (interjeksi), depan (preposisi).

Pembagian kata atas sepuluh jenis yang dilakukan oleh para ahli bahasa tentulah didasari pertimbangan yang matang dan didukung oleh alasan yang kuat. Dalam Bahasa Indonesia, nama jenis-jenis kata itu pun sudah dikenal luas. Harus diakui bahwa pembagian kata yang dipopulerkan oleh Sutan  Takdir Alisjahbana dan diikuti oleh sejumlah penulis tata bahasa indonesia, cukup berpengaruh dan cukup lama mendominasi bidang morfologi bahasa indonesia.

Sementara itu, ilmu bahasa indonesia termasuk morfologi, terus berkembang. Sejauh ini, sudah cukup banyak ahli bahasa yang membagi kata atas beberapa macam disertai argumentasinya masing-masing. Pembagian kelas kata bahasa indonesia yang paling mutakhir adalah diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi perdana 1988).

Kata dikelompokkan ke dalam lima jenis yaitu: 

1.    Verba (kata kerja)
2.    Ajektiva (kata sifat)
3.    Adverbia (kata keterangan)
4.    Rumpun kata benda, yang beranggotakan: nomina (kata benda/kata nama), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan)
5.    Rumpun kata tugas, yang beranggotakan: preposisi (kata depan), konjungtor (kata sambung), interjeksi (kata seru), artikel (kata sandang), partikel.

Kata Kerja (Verba)

Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.

Ciri kata kerja ada tiga:

1.    Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah. Contoh: akan makan, sedang makan, telah makan.
2.    Dapat diingkari dengan kata tidak. Contoh: tidak makan, tidak tidur, tidak pulang.
3.    Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan menambahkan  KB (kata benda) atau KS (kata sifat).

Kata tulis, pergi, bicara, lihat, menulis, bepergian, berbicara, melihat, tergolong sebagai kata kerja karena jika digabungkan dengan kedua bentuk kombinasi diatas akan tercipta arti yang jelas. Seperti contoh penggabungan berikut:
    tulis + dengan pena (KB)    menulis + dengan cepat (KS)
    lihat + dengan mata (KB)    melihat + dengan jelas (KS)

Dalam contoh diatas tampak bentuk kata kerja ada dua macam: (1) kata kerja asal yaitu kata kerja yang dapat bediri sendiri di dalam kalimat tanpa bantuan afiks, misalnya tulis, lihat; (2) kata kerja turunan yaitu kata kerja yang mempunyai afiks; misalnya menulis, melihat.

Selain bentuk-bentuk diatas, ada pula bentuk kata kerja atau verba yang lain, diantaranya:
a.    Verba reduplikasi atau verba berulang dengan atau tanpa pengimbuhan; miisalnya makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, dsb.
b.    Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata yang tidak membentuk idiom; misalnya terjun payung, temu wicara, tatap muka, mengambing-hitamkan.
c.    Verba berpreeposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu; misalnya tahu akan, berdiskusi tentang, cinta pada, sejalan dengan, terdiri dari, menyesal atas, tergolong sebagai.

Kata sifat (Adjektiva)

Adalah kata yang menerangkan sifat, keasaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda.
Kata sifat dibagi menjadi dua:

A.    Kata sifat bentuk tunggal. 

Ciri-ciri: 

1.    Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang dan paling. Contoh: lebih baik, kurang indah, paling bodoh.
2.    Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, benar, sekali. Contoh: sangat mahal, murah benar, indah sekali.
3.    Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak. Contoh: tidak benar, tidak sehat.

Kata sifat tunggal dapat dibagi menjadi lima kelompok: 

1.    Keadaan atau situasi. Contoh: aman, gawat.
2.    Warna. Contoh: merah, hijau, biru.
3.    Ukuran. Contoh: tinggi, pendek.
4.    Perasaan atau sikap. Contoh: malu, bahagia, sedih.
5.    Indera. Contoh: harum, manis, pedas.

Kata sifat berimbuhan
Dibentuk dari sufiksnya dan diserap dari bahasa asing, seperti bahasa inggris dan bahasa arab, selain akhiran tersebut ada dua kombinasi afiks yang membentuk kata sifat, yaitu konfiks dengan bentuk dasar kata ulang (reduplikasi).  Seperti tabel dibawah ini:

Bentuk    Afiks    Contoh
Sufiks    -al
-i
-iah
-if
-ik
-is
-er
-wi    formal, nasional
abadi, hewani
ilmiah, lahiriah
aktif, fiktif, reaktif
magnetik, elektronik
praktis, egois
komplementer
manusiawi, surgawi
Konfiks    ke-+-an
(dengan reduplikasi)

se-+-nya
(dengan reduplikasi)

me-+-kan
(dengan reduplikasi)    kekanak-kanakan, keinggris-inggrisan

sebaik-baiknya, sepandai-pandainya

membesar-besarkan

Kata Keterangan (Adverbia)

Adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nominal predikatif, atau kalimat.  

Ada beberapa tipe: 

1.    Adverbia menerangkan verba. Contoh: Saya ingin segera melukis. 
2.    Adverbia menerangkan adjektiva. Contoh: Pemandangannya sangat indah. 
3.    Adverbia menerangkan nomina predikatif. Contoh: Ayah Ani hanya sebagai pegawai kantor biasa. 
4.    Adverbia menerangkan kalimat secara keseluruhan. Contoh: Sepertinya Adik bahagia. 
4.    Kata Benda (Nomina)

Adalah kata yang  mengacu pada suatu benda, kata disebut juga istilah kata nama (nomina).Kata benda berfungsi sebagai subyek, obyek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat.  

Ciri kata benda ada dua: 

1.    Dapat diingkari dengan kata bukan. Contoh: gula  (bukan gula), saya  (bukan saya). 
2.    Dapat diikuti oleh gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + (kata sifat). 
Contoh:  pohon + yang rindang (KS); kekasih + yang sangat cantik (KS). 

Kata benda berimbuhan: 

Bentuk    Afiks    Contoh
Prefix    ke-
pe-
ter-    Ketua, kekasih
Petinju, pembela
Tersangka, tertuduh
Sufiks    -an
-in
-wan    Pikiran, timbangan
Hadirin, muslimn
Ilmuwan, karyawan
Infiks    -em-
-el-
-er-
-in-    Kemuning, kemilau
Telunjuk, telapak
Serabut, seruling
Kinerja, kinasih
Konfiks    ke-+-an
pe-+-an    Kehidupan, keterangan
Pegunungan, pembelian


Kata Ganti (Pronomina)

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain.  

Pronomina dibagi menjadi empat: 

1.    Pronomina persona: untuk mengacu kepada orang
2.    Pronomina penanya: untuk menanyakan benda orang atau barang), yaitu: apa, siapa, mana, kapan, dst.
3.    Pronomina penyapa: Bu, Pak, Dok, Prof.
4.    Pronomina penunjuk: ini, itu, anu.
Kata ganti ku, mu, nya: 
Ditulis serangkai dengan kata yang mendahului atau yang mengikuti.  
Contoh: Apa yang kubawa boleh kau pinjam. Temanku, temanmu, dan temannya bekumpul disini. 

Kata Bilangan (Numeralia)

Adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, barang, dan lain-lain.  
Numeralia berfungsi untuk menghitung benda dan angka-angka. 
Contoh    :    tiga    para (dosen, mahasiswa)
        ketiga    satu-satu
        tiga bersaudara    banyak (orang, uang)
        berlima    setengah
        puluhan    dua lusin
        berjuta-juta    dua setengah
Angka digunakan untuk menyatakan lambang atau nomor. Yang lazim digunakan adalah angka Latin dan angka Romawi.    
    Angka Latin: 0,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, .
    Angka Romawi: І, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L(50), C(100)

Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, dan isi, (2) satuan waktu, dan (3) nilai uang.
    Contoh:
10 kilogram beras            5 liter air
3 meterkain                1 jam 15 menit
pukul 12.00                tahun 2001
Rp.10.000,00

Penulisan lambang dengan huruf . 
    Contoh:
    11 (sebelas)                112 (seratus dua belas)
2/3 (dua sepertiga)            1/10 (sepersepuluh)

Penulisan kata bilangan tingkat. 
    Contoh:
    bab III atau bab ke-3 atau bab ketiga.
    abad XX atau abad ke-20 atau abad kedua puluh.

Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an. 
    Contoh:
Tahun 90-an atau sembilan puluhan. 

Di dalam dokumen resmi bilangan perlu ditulis dengan angka dan huruf  sekaligus dalam teks. 
    Contoh:
Telah diterima uang sebesar  Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah). 

Kata Sandang

    Kata sandang si dan sang ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
        Si pemilik kebun sedang sakit.
        Sang Raja berburu bersama para pengawalnya. 

Partikel

1.    Partikel lah, ksh,dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: siapakah yang telah makan tadi?
2.    Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.Kecuali pada kelompok yang sudah dianggap pandu (seperti adapun, bagaimanapun). Contoh: Sepucuk surat pun tak pernah datang. 
3.    Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. Contoh: Satu per satu mereka masuk ruangan ini. 

Kata Depan (Preposisi)

Adalah kata tugas yang selalu berada didepan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposisional).

Contoh:

di kantor            pada hari ini
dengan cepat            buat tamu
oleh pegawai            tentang hal itu

Kata Sambung (Konjungsi)

Adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.kata sambung disebut juga konjungtor.

Konjungtor dibagi menjadi dua, yaitu: 

1.    Konjungsi antar kata. Contoh: Konjungsi antar kata. Contoh: ....antara hidup dan mati, ....oleh Presiden atau Wakil Presiden. 
2.    Konjungsi antar kalimat. Contoh: Situasi memang sudah membaik,  akan tetapi kita harus tetap waspada. Aku tidak sependapat dengan Kamu, meskipun begitu Aku tidak memaksamu.

Kata Seru (Interjeksi)

Adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat perintah (imperatif).
Contoh:
Ayo, maju terus pantang mundur!
Wah, bagus sekali lukisan itu!

KESIMPULAN

Kata dan istilah adalah unsur dari tata bahasa Indonesia. Kedua unsur itu mempunyai beberapa perbedaan. Para ahli juga membagi kata kedalam beberapa kelompok. Kata dan istilah sangat penting dalam membuat berbagai karya tulis ilmiah. Banyak orang terkadang tidak memperhatikan cara menulis kata atau memasukkan istilah dalam karya tulisnya. Sehingga hasilnya kurang begitu baik.
br89q4b9GB
Sumber:belajarbareng77.blogspot.com

Comments